3 Kejadian Tak Terduga

Kurang lebih sudah hampir 5 tahun ini, tepatnya 4,5 tahun aku telah mengabdikan sebagian hidupku di sebuah lembaga pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Yaa aku sudah hampir lima tahun menjadi salah satu pendidik di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Berbagai pengalaman dan kejadian baik yang membahagiakan, menyedihkan, lucu, dan banyak lagi kejadian yang telah aku rasakan selama ini. 


Mengajar di SLB tentu berbeda jauh dengan mengajar di sekolah umum, apalagi yang dihadapi merupakan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, bahkan sebagian yang lain adalah mereka yang sama sekali kurang memiliki kemampuan yang maksimal. Bahkan seringkali anak-anak SLB sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat umum. Namun, meskipun demikian mengajar di SLB memang banyak suka dukanya. Berbagai kejadian tak terduga juga pernah aku alami, diantaranya

1. Siswi Pup (Ngobrok) di Kelas 

Kejadian ini merupakan salah satu kejadian yang tak akan pernah terlupakan bagiku, karena terjadi saat aku baru saja resmi mengajar di SLB Negeri Ungaran selama dua minggu. Pada waktu itu tahun ajaran 2008-2009. Aku kebagian mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk kelas besar yaitu mulai kelas 4 SDLB-SMPLB. Pada waktu mengajar kelas 6 jurusan C1 (Tuna Grahita Sedang) pas jam pertama 07.15-09.00 WIB, salah satu siswi yang bernama Era yang memiliki tubuh super gendut buang angin keras sekali. Setelah diketawain sama temen-temen sekelas yang berjumlah lima orang, dia malah menangis sambil terdengar suara lagi, kali ini bukan angin yang dia keluarkan melainkan dia pup.

Saat itu aku sedang menuliskan materi di papan tulis mencium bau yang kurang sedap, bahkan murid yang lain lari keluar kelas sambil berkata "pak guru Era ngobrok (pup) neng kelas". Aku pun langsung kaget dan bingung kudu ngapain, maklum aku baru mengajar 2 minggu dan masih belum tahu harus bagaimana menghadapi situasi seperti itu dengan murid-murid yang memang sulit ditebak. Karena bingung akhirnya aku langsung mencari rewang (pembantu) yang mengantarkan bunga ke sekolah untuk mengatasinya. Kejadian tersebut benar-benar tak  terduga dan sulit terlupakan.

2. Sepatu di Kencingi

Memang  tingkah anak-anak SLB kadang diluar logika kita, nyeleneh, tidak bisa dipredeksi oleh siapapun juga, bahkan oleh gurunya yang setiap hari mengajarnya. Aku sebagai guru PAI yang memang sama sekali tidak pernah mendapatkan materi tentang cara mengahdapi anak-anak berkebutuhan khusus jelas awalnya mengalami kesulitan dalam menghadapi polah tingkah anak SLB yang bermacam-macam. Salah satunya adalah kejadian saat aku mengajar kelas 5 SDLB jurusan C (Tuna Grahita Ringan) pada tahun ajaran 2009-2010. Di kelas tersebut terdapat 7 siswa dengan karakter yang berbeda-beda. Ada yang pemalu, pendiem, jahil, bahkan ada yang super nakal. 

Siswa yang super nakal etsrebut bernama Bagas, dia merupakan anak seorang pedagang sukses dan anggota DPRD setempat. Menurut cerita dari para orang tua yang mengantar anaknya ke SLB, Bagas memang jarang mendapatkan kasih sayang orang tuanya yang super sibuk. Makanya tidak mengherankan dia jadi anak yang nakal, perkataannya kotor dan jorok, bahkan dia sering mengambil barang-barang milik temennya (klepto), sama siapapun dia tidak takut. Saking nakalnya tersebut, saat aku mengajar di kelasnya dia pamit ke kamar mandi untuk kencing, setelah selesai ia kembali ke kelas dan bilang kepadaku "Pak Andim, sepatumu tak kecingi lho" 

Karena saat itu kelas yang ku ajar dibiasakan oleh wali kelasnya untuk mencopot sepatu ketika masuk kelas, dan sepatu ditinggal di luar pintu maka karena sedikit banyak aku sudah tahu karakter anak tersebut , langsung saja aku cek keluar, eee benar saja sepatuku yang sebelah kanan telah basah oleh sesuatu yang baunya pesing (bau khas orang pipis). Setelah kutanya lagi sama Bagas, dia malah nyengir sambil berkata "Wong aku mau pipis neng jobo kok pak ora neng WC (aku tadi kencing diluar kok pak, gak di kamar mandi), mau tak marahin percuma wong anak SLB, pasti malah dioketawain...capekk dehhh akhinrya terpaksa sepatu ku cuci deh...

3. Dilempar Sepatu

Salah satu kejadian yang tak terduga dan tak akan pernah kulupakan dalam sejarah karierku mengajar di SLB Negeri Ungaran Kabupaten Semarang adalah, saat aku dilempar sepatu oleh dua orang muridku. Kejadian tersebut terjadi saat tahun ajaran 2011-2012. Saat itu aku mengajar di kelas 6 SDLB Jurusan C (Tuna Grahita Ringan) yang juga sedikit memiliki ketunaan lain yaitu E (Tuna Laras). Tuna laras merupakan kumpulan anak-anak yang anti sosial (nakal) diatas rata-rata temannya.

Di kelas tersebut hanya ada 3 murid, yaitu Bagas (yang pernah mengencingi sepatuku), Amar dan juga Ikhwan. Sebenarnya salah satu murid tersebut (Ikhwan) merupakan murid pendiem dan tidak nakal, namun karena terjadi kesalahan dalam pembagian kelas akhirnya ia terdampar dikelas tersebut. Yaa akhirnya Ikhwan  sering jadi korban kenakalan Bagas dan Amar. Bahkan saking nakalnya kedua anak tersebut, pernah suatu ketika saat aku sedang menulis di papan tulis kedua anak tesrebut bikin gaduh dan mukul-mukul meja. Karena berisik dan mengganggu kelas sebelah, maka aku suruh mereka  untuk duduk dengan  tenang dengan nada suara agak keras.

Karena tidak terima, Amar bilang ke Bagas "Gas, pak Andim dibalang wae nganggo sepatu yoo!! (Gas, Pak Andim dilempar saja pakai sepatu yukk!!) tanpa dikomando, mereka berdua langsung copot sepatu dan dilemparkan ke arahku, untung saja aku bisa menghindar. Kejadian tersebut sebenarnya membuatku aku agak emosi, tapi saat aku berpikir lebih dalam, aku merasa gak ada gunanya emosi menghadapi anak-anak tersebut, toh mereka juga akan lebih nakal lagi jika dikasarin. Langkah terbaik tentu saja tetap bersabar dalam mendidik mereka.


Itulah tiga kejadian tak terduga dan menjadi pengalaman yang mungkin boleh dibilang tidak mengenakkan, akan tetapi jika diingat-ingat kembali justru bisa membuat ketawa.

  

POSTINGAN PENUH RASA SYUKUR INI UNTUK MEMERIAHKAN SYUKURAN RAME RAME MAMA CAL-VIN, LITTLE DIJADAN ACACICU.

Post a Comment